Minggu, 26 Juni 2016


Selimut Pikiran,

Pertama kali aku melihatnya karena  matanya yang  indah dan pesonanya seakan lahir dari kecantikan Tuhan...Hening senja itu dibalut dengan nafas kegelisahanku, saat semua pandangan dan harapan menatapnya tajam untuk memilikinya, tapi aku hanya malaikat tua yang tersesat dalam Kegelapan....
Keasingan pikirannya telah menyentuh potongan-potongan asa dalam hidupku, aku mendekatinya dengan ketulusan kadang dengan sedikit kebohongan pada waktu itu...dia tetap pada diamnya...
Bicaranya lembut, selembut ketabahan dan kesabarannya menyikapi kekuranganku, aku melayang dengan segala kebaikannya...aku lemah ketika angin segar itu terus menyelimuti pikiran dan kelemahanku.....
Saat aku memeluknya dalam keindahan saat itulah aku merasakan ketenangan, ketenangan yang menyatu dibalik semua tawa dan marahnya.....
Tidak akan pernah habis apa yang harus kusampaikan tentang faras dan kehidupannya disini, tapi bisa kubagi dengan apa yang kurasakan saat ini, yaitu tentang kebaikan, ketulusan, keindahan, dan harapan yang baik.....
Aku mencintainya dengan segala keterbatasankusemoga kesejukan terus menyentuh kehidupan kami, seperti kelembutannya memanggil angin dengan bunyi-bunyian dari lekuk bibirnya yang sangat indah...aku mengusirnya, tapi angin itu tetap mendekapnya dengan segala persahabatan manusia dan alamnya......
(Enkast, 2010)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar