Senin, 27 Juni 2016


Semakin Asing,
Keangkuhanku membumbung tinggi bersama awan-awan putih, bebas menyatu dengan kekhilafan dan kebanggaan tersendiri, saat itu kehidupan begitu kecil dalam genggaman jemari-jemariku  yang begitu lemah,  tiba-tiba semuanya terhenti dengan kesadaran yang menyentak.  Susunan kalimat indah dan penuh retorika itu masih ada diantara barisan catatan keraguan dan masih lekat mengalir bersama dinginnya darah, karena sesosok biasan bayangan semu hadir dalam kehidupanku dan mengisi hari-hariku. semakin aku mendekat  namun semakin jauh terasa, semakin aku mengenalnya  namun  semakin asing bagiku...ternyata aku kecil diantara yang besar, ternayata aku bergantung diantara yang tinggi, dan ternyata aku lemah diantara yang kuat. Kesombongan itupun mulai padam ketika dia berisyarat, ketika dia bercerita, dan ketika dia bersenda gurau.....meskipun tersenyum sedikit dan banyak berbohong adalah keistimewaannya, namun penghormatan disekitarnya tidak pernah pudar, sekalipun itu raja atau kuli, kerabat atau orang lain.....angin tetap bertiup kencang, tapi rumput itu terlihat dengan tenangnya. Entah aku hanya menemani usianya yang sepi dengan kelemahanku atau ini adalah garis hidupku yang baik, tapi apapun itu, aku bahagia dengan ketetapan Tuhan, meskipun hanya sedkit sekali yang dapat kumengerti dari hidup ini.
(Endani, Banjarmasin 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar