Semakin Asing,
Keangkuhanku membumbung tinggi bersama
awan-awan putih, bebas menyatu dengan kekhilafan dan kebanggaan tersendiri,
saat itu kehidupan begitu kecil dalam genggaman jemari-jemariku yang begitu lemah, tiba-tiba semuanya terhenti dengan kesadaran
yang menyentak. Susunan kalimat indah
dan penuh retorika itu masih ada diantara barisan catatan keraguan dan masih
lekat mengalir bersama dinginnya darah, karena sesosok biasan bayangan semu
hadir dalam kehidupanku dan mengisi hari-hariku. semakin aku mendekat namun semakin jauh terasa, semakin aku
mengenalnya namun semakin asing bagiku...ternyata aku kecil
diantara yang besar, ternayata aku bergantung diantara yang tinggi, dan
ternyata aku lemah diantara yang kuat. Kesombongan itupun mulai padam ketika
dia berisyarat, ketika dia bercerita, dan ketika dia bersenda
gurau.....meskipun tersenyum sedikit dan banyak berbohong adalah
keistimewaannya, namun penghormatan disekitarnya tidak pernah pudar, sekalipun
itu raja atau kuli, kerabat atau orang lain.....angin tetap bertiup kencang, tapi
rumput itu terlihat dengan tenangnya. Entah aku hanya menemani usianya yang
sepi dengan kelemahanku atau ini adalah garis hidupku yang baik, tapi apapun
itu, aku bahagia dengan ketetapan Tuhan, meskipun hanya sedkit sekali yang
dapat kumengerti dari hidup ini.
(Endani,
Banjarmasin 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar